Senin, 25 Mei 2009

Kisah Sebuah Batu Kusam


Suatu ketika seorang pengrajin batu berjalan di gunung yang

sangat gersang dan melihat seonggok batu dengan warna coklat

kusam yang telah diselimuti oleh lumut dan kenampakan luarnya

relatif lapuk. Kemudian dengan sekuat tenaga sang pengrajin

tersebut mengayunkan godamnya mengenai batu hingga mendapatkan

bongkahan batu sebesar kepala, dan mulai terlihat warna asli

dari batu tersebut adalah putih.

Dibawanya batu itu ke rumahnya, dipotongnya dengan menggunakan

gerinda (alat pemotong batu), hingga percikan api hasil gesekan

dengan batu itu sesekali terlihat. Dihaluskannya permukaannya

yang kasar dari batu tersebut dan dipoles.

Siang dan malam, ia berusaha membuat sebentuk batu penghias

cincin, dari warna batu yang putih dan kasar, berangsur-angsur

menjadi putih, mengkilap dan licin. Pengrajin tersebut tahu

betul kesempurnaan bentuk sebuah batu penghias cincin, akhirnya

terciptalah sebuah batu yang bernilai.

Renungan :

Sebenarnya alam memberikan berbagai pelajaran buat kita. Kita

adalah sebongkah batu, kondisi lapuk, berlumut dan rapuh adalah

kondisi kita yang tidak mampu melawan cobaan. Pukulan godam,

gesekan gerinda, percikan api, polesan amplas adalah gambaran

dari cobaan yang datang untuk menempa kita.

Terkadang kita menolak cobaan yang datang, tetapi sebenarnya

cobaan tersebut adalah sarana yang datang dari Sang Pencipta untuk membentuk kepribadian kita sehingga kita bisa terlihat

bersinar.

Sekarang mari kita pikirkan, dimanakah posisi kita? Apakah kita

seonggok batu yang tidak berharga? Ataukah kita seonggok batu

yang sedang mengalami proses menjadi sebuah batu penghias cincin

yang memiliki nilai yang mahal?

1 komentar:

KimstaTakims mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.