Selasa, 15 Juni 2010

Fathimah : Buah Cinta Rasulullah Saw Sosok Sempurna Wanita Surga



Fathimah az Zahra adalah putri Nabi Muhammad saw., wanita yang paling
dikasihi oleh Allah SWT dan Rasul-Nya. Rasulullah saw. bersabda,
“Fathimah adalah bagian dari diriku, siapa yang membuatnya marah,
berarti membuatku marah,” dan, “Niscaya Allah marah jika engkau
(Fathimah) marah, dan ridha atas keridhaanmu.”Fathimah,
selain berparas cantik (sehingga dijuluki ‘bidadari berwujud manusia’),
juga terkenal akan kecemerlangan pikiran dan kefasihannya. Ia juga
dijuluki sebagai Ummu Abiha (ibu dari ayahnya), karena perannya yang
begitu agung dalam kehidupan ayahanda tercintanya, Nabi Muhammad saw.
Singkatnya, Fathimah az Zahra adalah sosok wanita sempurna, baik
sebagai seorang anak, istri, ibu, maupun sebagai dirinya sendiri. Ia
adalah teladan bagi kaum wanita sepanjang masa.Mengapa Fathimah
bisa begitu dicintai Allah dan Rasul-Nya? Bagaimana ia meraih kedudukan
agungnya itu? Dalam buku ini, akan Anda temukan jawabannya. Buku ini
mengulas kehidupan mulia Fathimah az Zahra. Setiap aspek kehidupannya
benar-benar didalami, sehingga dengan membaca buku ini, niscaya kita
akan mampu meneladani sosok wanita sempurna itu.***Fathimah
az Zahra adalah seorang perempuan yang diciptakan Allah SWT untuk
menjadi sebuah tanda kekuatan-Nya yang menakjubkan dan tak tertandingi.
Allah Yang Mahaagung menganugerahi Fathimah limpahan keagungan yang
amat besar serta ketinggian derajat kemuliaan.Fathimah tumbuh
di rumah kenabian, di tengah limpahan kasih sayang Rasulullah saw. dan
Sayyidah Khadijah, membuatnya mampu meraih derajat tertinggi
kesempurnaan dan kecemerlangan. Allah SWT dan Rasul-Nya begitu
mencintai Fathimah. Beliau saw. bersabda, “Sesungguhnya putriku
Fathimah adalah penghulu kaum perempuan dari awal hingga akhir zaman.
Ia bagian dariku dan cahaya mataku; ia bunga hatiku dan ia adalah
jiwaku.”Ibunda Anas bin Malik berkata tentang Fathimah,
“Fathimah bak bulan di malam purnamanya, atau matahari yang tak
tersaput awan. Ia putih dengan sentuhan warna mawar di wajahnya.
Rambutnya hitam, dan ia bercirikan keelokan Rasulullah saw.” Rasulullah
saw. pun bersabda, “Fathimah adalah seorang bidadari berwujud manusia.
Kapan pun kurindukan surga, kucium dia.”Ketika Fathimah dibawa
ke rumah Ali pada malam (pesta) perkawinannya, Nabi Muhammad saw.
memimpin, Jibril di sisi kanannya, Mikail di sisi kirinya, dan 70 ribu
malaikat mengiringinya. Para malaikat ini memuja dan memuji Allah SWT
hingga fajar. Dalam sebuah hadis dikatakan, “Jika Allah tidak
menciptakan Ali, tidak ada yang setara bagi Fathimah.”Sebaik-baik
wanita surga adalah: Khadijah binti Khuwailid, Fathimah binti Muhammad,
Asiah binti Muzahim, dan Maryam binti ‘Imrân.- Rasulullah saw. Buku
yang ditulis oleh Abu Muhammad Ordoni ini bisa dikatakan yang
terlengkap (dalam bahasa Indonesia) berisi kisah lengkap perjalanan
hidup Fathimah.

Sumber:
http://id.shvoong.com/books/1781086-fathimah-buah-cinta-rasulullah-saw/

Rabu, 02 Juni 2010

Waspadai Kebiasaan Berdusta




Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Malik terdapat sebuah dialog antara seorang sahabat dengan Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam. Lengkapnya sebagai berikut:

و حَدَّثَنِي مَالِك عَنْ صَفْوَانَ بْنِ سُلَيْمٍ أَنَّهُ قَالَ

قِيلَ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيَكُونُ الْمُؤْمِنُ جَبَانًا

فَقَالَ نَعَمْ فَقِيلَ لَهُ أَيَكُونُ الْمُؤْمِنُ بَخِيلًا فَقَالَ نَعَمْ

فَقِيلَ لَهُ أَيَكُونُ الْمُؤْمِنُ كَذَّابًا فَقَالَ لَا

(MALIK - 1571) : Telah menceritakan kepadaku Malik dari Shafwan bin Sulaim berkata; "Ditanyakan kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, "Apakah seorang mukmin bisa menjadi penakut?" Beliau menjawab: 'Ya." Kemudian ditanya lagi; "Apakah seorang mukmin bisa menjadi bakhil?" Beliau menjawab: "Ya." Lalu ditanyakan lagi; "Apakah seorang mukmin bisa menjadi pembohong?" Beliau menjawab: "Tidak."

Berdasarkan hadits itu jelas bahwa Nabi shollallahu ’alaih wa sallam memaklumi jika seorang mukmin memiliki sifat sebagai penakut. Begitu pula Nabi shollallahu ’alaih wa sallam masih memaklumi jika seorang mukmin memiliki sifat bakhil. Namun Nabi shollallahu ’alaih wa sallam samasekali tidak membenarkan seorang mukmin menjadi seorang pembohong alias pendusta. Mengapa demikian?

Di dalam berbagai penjelasan –baik ayat Al-Qur’an maupun hadits Nabi shollallahu ’alaih wa sallam- selalu saja sifat kaum munafiqun dikaitkan dengan kebiasaan berdusta. Berdusta merupakan trademark utama kaum munafiqun.

إِذَا جَاءَكَ الْمُنَافِقُونَ قَالُوا نَشْهَدُ إِنَّكَ لَرَسُولُ اللَّهِ

وَاللَّهُ يَعْلَمُ إِنَّكَ لَرَسُولُهُ وَاللَّهُ يَشْهَدُ إِنَّ الْمُنَافِقِينَ لَكَاذِبُونَ

“Apabila orang-orang munafik datang kepadamu, mereka berkata: "Kami mengakui, bahwa Sesungguhnya kamu benar-benar Rasul Allah". dan Allah mengetahui bahwa Sesungguhnya kamu benar-benar Rasul-Nya; dan Allah mengetahui bahwa Sesungguhnya orang-orang munafik itu benar-benar orang pendusta.” (QS Al-Munafiqun ayat 1)

عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ أَرْبَعٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ

كَانَ مُنَافِقًاأَوْ كَانَتْ فِيهِ خَصْلَةٌ مِنْ أَرْبَعَةٍ

كَانَتْ فِيهِ خَصْلَةٌ مِنْ النِّفَاقِ

حَتَّى يَدَعَهَا إِذَا حَدَّثَ كَذَبَ وَإِذَا وَعَدَ أَخْلَفَ

وَإِذَا عَاهَدَ غَدَرَ وَإِذَا خَاصَمَ فَجَرَ

(BUKHARI - 2279) : Dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Ada empat hal yang bila ada pada seseorang berarti dia adalah munafiq atau siapa yang memiliki empat kebiasaan (tabi'at) berarti itu tabiat munafiq sampai dia meninggalkannya, yaitu jika berbicara dusta, jika berjanji ingkar, jika membuat kesepakatan khiyanat dan jika bertengkar (ada perselisihan) maka dia curang".

Oleh karenanya, sudah sepatutnya orang-orang beriman mewaspadai sifat dan kebiasaan berdusta. Karena jika seseorang sudah mulai terbiasa berdusta, maka ia akan distempel Allah menjadi seorang pendusta. Dan pada gilirannya hal ini bisa menceburkan dirinya ke dalam golongan kaum munafiqun. Dan sebaliknya, jika ia membiasakan diri untuk selalu berlaku benar atau jujur, niscaya ia akan dicap oleh Allah sebagai lelaki yang jujur, sehingga ia bakal digolongkan ke dalam kelompok orang beriman sejati.

عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِي إِلَى الْبِرِّ

وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِي إِلَى الْجَنَّةِ وَإِنَّ الرَّجُلَ لَيَصْدُقُ

حَتَّى يَكُونَ صِدِّيقًاوَإِنَّ الْكَذِبَ يَهْدِي إِلَى الْفُجُورِ

وَإِنَّ الْفُجُورَ يَهْدِي إِلَى النَّارِ

وَإِنَّ الرَّجُلَ لَيَكْذِبُ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللَّهِ كَذَّابًا

(BUKHARI - 5629) : Telah menceritakan kepada kami Utsman bin Abu Syaibah telah menceritakan kepada kami Jarir dari Manshur dari Abu Wa`il dari Abdullah radliallahu 'anhu dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam beliau bersabda: "Sesungguhnya kejujuran akan membimbing pada kebaikan, dan kebaikan itu akan membimbing ke surga, sesungguhnya jika seseorang yang senantiasa berlaku jujur hingga ia akan dicatat sebagai orang yang jujur. Dan sesungguhnya kedustaan itu akan mengantarkan pada kejahatan, dan sesungguhnya kejahatan itu akan menggiring ke neraka. Dan sesungguhnya jika seseorang yang selalu berdusta sehingga akan dicatat baginya sebagai seorang pendusta."

Saudaraku, dalam kehidupan modern dimana fitnah sedemikian mewabah, sangatlah sulit menemukan sifat jujur di tengah masyarakat. Sebaliknya, sangat mudah kita jumpai sifat berdusta di sekeliling kita. Sedemikian langkanya sifat jujur sehingga kita sering mendengar orang berkata: ”Mana bisa maju kalau kita berlaku jujur terus..... Sudahlah, bersikap realistik sajalah. Kita kadang-kala memang perlu berbohong...!” Malah, terkadang kita mendengar orang dengan yakinnya berkata: ”Hanya dengan berbohonglah kita bakal berhasil di dunia...!”

Orang yang hidup penuh dusta akan menjadi orang yang senantiasa dilanda keraguan. Sedangkan orang yang hidup selalu berlaku jujur pasti akan memiliki ketenteraman di dalam hatinya, walaupun ia berresiko dikucilkan. Demikianlah janji Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam.

قَالَ حَفِظْتُ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

دَعْ مَا يَرِيبُكَ إِلَى مَا لَا يَرِيبُكَ

فَإِنَّ الصِّدْقَ طُمَأْنِينَةٌ وَإِنَّ الْكَذِبَ رِيبَةٌ

(TIRMIDZI - 2442) : Dari Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam: "Tinggalkan yang meragukanmu kepada sesuatu yang tidak meragukanmu karena kejujuran itu ketenangan dan dusta itu keraguan."

Saudaraku, waspadailah kebiasaan berdusta yang menjadi ciri utama kaum munafiqun. Sebab inilah kelompok manusia yang paling merugi kelak. Mereka bukan saja bakal bernasib sama dengan kaum kafir, yaitu masuk ke dalam azab Allah neraka yang menyala-nyala. Tetapi mereka bahkan dimasukkan ke dalam neraka dengan berada di kapling paling berat siksanya. Dan mereka kekal di dalamnya, tanpa ada fihak yang bisa menolong.

إِنَّ الْمُنَافِقِينَ فِي الدَّرْكِ الأسْفَلِ مِنَ النَّارِ وَلَنْ تَجِدَ لَهُمْ نَصِيرًا

”Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari neraka. dan kamu sekali-kali tidak akan mendapat seorang penolongpun bagi mereka” (QS An-Nisa ayat 145).
Sumber: http://www.eramuslim.com